TENTANGMU IBU

Tentangmu Ibu, aku ingat sepotong masa lalu
Saat engkau bersembunyi dibalik tirai keringat yang menetes
Ketika engkau berpura-pura kuat dan tegar dibalik tirai usiamu yang senja
Senantiasa kau penuhi apapun yang kuminta

Bu, jalanmu yang panjang menjadi saksi
Jejak  kasih sederhanamu mewarnai bumi
Kau terlihat anggun dan mempesona mengarungi dunia
Sosokmu menyisakan kisah disetiap peristiwa

Bu, di usiamu yang senja
Aku selalu tidak bisa menerjemahkan lakonmu
Walau jejakmu kutapaki berulangkali
Sosokmu abadi jejakmu penuh misteri

Banten, 31 Januari 2014

Related Posts:

NAMUN AKU SUKA

Untuk kesekian kalinya
Kau ajak aku bermain dalam bayangmu
Lorong-lorong sunyi masih menyisakan kenikmatan yang sama
Seperti sebelumnya; Menapaki keheningan yang menggoda



Pelataran sempit tapi aku suka;
Tatapmu tatapku merasuk jiwa
Entah apa itu namanya namun aku suka

Tangan-tangan dingin saling berpegangan
Mencari celah hangat aura dalam bayang
Entah apa itu maksudnya namun aku suka

Lorong sunyi ruang yang bingung
khayalku berlarian tak karuan
Serupa kesenangan yang mungkin enggan untuk diceritakan
Entah itu apa artinya namun untuk kesekian kalinya aku tetap suka


Serang, 19 Januari 2014

Related Posts:

BERBEKAS NYERI

Ini bukan tentang malam
Ataupun langit yang tak berbintang
Kepada bumi ibu pertiwi kuberdiri
Bercengkrama dengan sunyi disudut kota ini

Kau datang lalu kau pergi seolah melukis hari mewarnai bumi
Tersekap hati tanpa kompromi kau gores luka pada diri ini
Lewat katakata kucoba melawan
Berharap putusan kau beri satu toleran


Dulu kau ajari aku tentang esensi cinta
Namun kini kau ajari pula arti mendusta
Mulutmu misteri katakatamu berbekas nyeri
Peristiwa merekam namamu
Kau pendusta baru bisa kuterka


Banten, 02/ 02/ 2014

Related Posts:

JIWA SUNYI JIWA SEPI

Untuk jiwa yang sunyi
Ku lirik sang rembulan tak hentihenti
Terbuang waktu harap datang sang dewi
Hingga januari bosan lalu pergi


Untuk jiwa yang tercipta
Februari tiba tetap saja sama
Di pandangnya cahaya penuh makna
Namun kilau enggan  tuk menampakkannya

Di mana kau sang dewi?
Rembulan yang kupandangi
Januari ferbruari tak kunjung datang menghampiri
Bukankah kau tulang rusukku yang Tuhan beri

Seterusnya apakah akan seperti ini
Maret –april-mei sampai januari lagi
Jiwajiwa tetap sunyi
Jiwajiwa akan sepi


Banten, 31 Januari 2014

Related Posts:

Official Line Ruang Baca Mugi Jaya

Official Line Ruang Baca Mugi Jaya
Follow